Selain dikenal dengan nama ikan mas, ikan ini juga biasa disebut dengan nama ikan karper ataupun ikan tombro. Pada awalnya, ikan ini diketahui berasal dari Cina dan Eropa.
Dari berbagai jenis persilangan yang telah dilakukan, muncullah banyak ras dari ikan mas seperti mas merah, si nyonya, taiwan, majalaya, punten, kaca dan kumpay.
PERSYARATAN LOKASI
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah lokasi sebelum digunakan untuk membudidayakan ikan mas adalah :
- Di habitat aslinya, ikan mas biasa hidup diperairan sungai, danau dan genangan air lainnya yang berada didaerah berketinggian 150 – 600 dpl.
- Perairan yang disukai oleh ikan mas adalah perairan yang memiliki kadar pH 7 – 8, bersuhu optimal 20 – 25 derajat C dan berdebit air cukup.
- Ikan mas termasuk ke dalam jenis ikan pemakan segala ( omnivora ), sehingga segala jenis makan dapat digunakan sebagai sumber pakan untuknya.
- Ikan mas dapat dibudidayakan dengan menggunakan kolam tanah, kolam beton, kolam air deras, karamba dan kantong jaring apung sebagai wadah pemeliharaannya.
Berikut ini dijelaskan mengenai cara untuk membudidayakan ikan mas dengan wadah pemeliharaan berupa kantong jaring apung.
A. Membuat Kantong Jaring Apung
- Tidak ada patokan khusus mengenai ukuran dari kantong jaring apung yang akan dibuat . Namun, yang sudah umum dibuat adalah kantong jaring apung berukuran 2 x 2 x 2 m – 9 x 9 x 2 m. Jaring yang akan digunakan dapat diperoleh dengan cara membelinya di toko perlengkapan budidaya ikan. Jaring yang digunakan adalah jaring berbahan polyethylene no. 380 D / 15, dengan diameter jaring adalah sebesar 1 inci.
- Rakit harus dibuat dengan ukuran yang telah disesuaikan dengan ukuran dari kantong jaring apung. Bahan – bahan yang biasa digunakan untuk membuat rakit adalah bambu, kayu maupun pipa – pipa besi. Sebagai bahan untuk pembuatan pelampung, dapat digunakan drum plastik, jerigen plastik maupun ban bekas yang telah diisi dengan gabus atau potongan styrofoam.
- Sebagai pemberat ( jangkar ) agar kantong jaring apung tidak berpindah – pindah, dapat digunakan pathok dari bambu maupun besi.
Pertama : Penebaran Benih
- Berat awal benih adalah 50 – 100 gram / ekor.
- Kepadatan tebar yang diterapkan adalah 5 – 10 kg / m3.
- Kegiatan penebaran benih dilakukan pada waktu pagi atau sore hari pada saat kondisi
- suhu perairan sudah tidak begitu panas. Sebelum ditebar, benih harus sudah melalui
- proses aklimatisasi selama 5 – 10 menit.
- Pakan yang digunakan adalah pelet ikan.
- Pakan diberikan 3 kali sehari pada waktu pagi, siang serta sore hari.
- Beberapa jenis pakan yang dapat diberikan sebagai variasi adalah dedak, tanaman air, dedaunan dan sisa – sisa makanan dapur.
- Pada bulan pertama masa pemeliharaan, makanan diberikan dengan dosis sebesar 4 % dari total berat ikan.
- Menginjak bulan kedua masa pemeliharaan, dosis pakan harian berkurang menjadi hanya sebesar 3,5 % dari total berat ikan.
- Menginjak bulan ketiga dan keempat masa pemeliharaan, dosis pakan harian berkurang menjadi hanya sebesar 3 % dari total berat ikan.
- Menginjak bulan kelima masa pemeliharaan, dosis pakan harian berkurang menjadi hanya sebesar 2,5 % dari total berat ikan.
- Menginjak bulan keenam hingga menjelang masa panen, dosis pakan harian hanya berkisar sebesar 2 % dari total berat ikan.
Kegiatan lain yang harus dilakukan secara periodik adalah pengontrolan terhadap kualitas air, kesehatan ikan, kondisi wadah pemeliharaan serta keamanan lingkungan budidaya.
C. Pemanenan
Panen dapat dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5 dimana diharapkan berat ikan mas telah mencapai 250 – 500 gram / ekor sehingga sudah layak untuk dikonsumsi.
NILAI EKONOMIS
Ikan mas dikenal sebagai ikan yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat, sehingga sangat menjanjikan untuk dibudidayakan. Selain itu, sebagai ikan konsumsi, ikan mas memiliki cita rasa yang tinggi, daging berwarna putih dan lunak, serta mudah dicerna.
Prospek pasar ikan mas masih sangat menjanjikan, dikarenakan hingga saat in kebutuhan dalam negeri masih belum bisa secara total dipenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar